Tuesday, July 12, 2011

Halaqoh 2.0

Oleh Rizqul Akbar

Manhaj tarbiyah jamaah kita sungguh luar biasa hebatnya. Sepanjang saya berinteraksi dengan ikhwah2 dari jamaah salafi atau HT boleh dikatakan manhaj atau sistem penddidikan tarbiyah inilah yang menurut saya paling syamil. Ini patut disyukuri sebab karena pondasi membangun jamaah (manhaj) relatif sudah tidak ada persoalan. Para asatiz kita sudah melakukan tugasnya secara baik dengan melahirkan produk kurikulum yang fantastis.

Tetapi agak aneh rasanya dilapangan justru menunjukkan hal yang tidak sejalan dengan manhaj yang ada. Kajian-kajian kitab ilmu syariah ikhwah salafi begitu kental atau sy lihat bgmn halaqoh HT yang secara luamyan serius mendidik para kader intnya untuk menguasai bahsa arab.

Ada ustaz mengatakan ya akhi setiap jamaah memiliki kelebihan dan kekurangannya masing2. Atau ada yang mengatakan jamaah kita masih kekurangan ahli syariah yang mampu mengcover banyaknya kader, atau ada juga yang bilang dalam era siyasi ini kita lebih memfokuskan pada kerja dakwah siyasi (jihad siyasi). jawaban lain mengatakan, inilah kalo jamaah lebih memprhatikan politik daripada tarbiyah. Tetapi ada jawaban yang lbih jujur, iya akhi manhaj kita memang sudah baik, tapi kita masih lemah dalam mengimplementasikannya. Tugas kita mari sama2 untuk menjalnkan manhaj ini dengan sebaik2nya.

Tidak! sy tidak ingin bermaksud mempertentangkan antara politik dan tarbiyah atau politik dan dakwah. Sy hy ingin mencari solusi agar bagaimana manhaj tarbiyah itu tidak 'tertinggal', meninggalkan atau ditinggal oleh hiruk-pikuk ajang cari suara. Karena itu sy menawarkan konsep halaqoh 2.0.

Halaqoh 2.0!, pasti sebagian bingung, nih istilah baru. Tenang, sy nggak mau bikin manhaj baru apalagi manhaj tandingan . Konsep dasar halaqoh 2.0 ini boleh dikatakan mirip dengan konsep e-learning. Bukan pada kontennya tapi pada sistem belajarnya.

Ide ini berangkat dari kesimpulan bahwa: tanzim masih kesulitan menerapkan manhaj tarbiyah yang begitu besar dengan kapasitas, ruang, tenaga, dana, sumber daya manusia yang terbatas. Karena itu perlu terobosan baru dalam soal sistem pembelajaran.

Kok ada 2.0 nya? sebenarnya ini istilah saya saja merujuk pada perkembangan dunia web/internet dimana website 2.0 dg ciri khas user dan pembuat bisa beriteraksi dengan intens, ya semacam site gaul facebook, blog dst.

Implementasi dari halaqoh 2.0 ini adalah bagaimana ustaz/murobbi atas nama struktur bisa memberikan taujih, tulisan, materi baik berupa teks, audio, audiovideo kepada seluruh kader. Kader tinggal mandaftar lalu login dan mendownload materi yang tersedia.

Lo, kalo begitu bisa menghilangkan fungsi halaqoh? E-learning atau halaqoh 2.0 ini sbnrnya tidak ada tjuan sama sekali untuk menghilangkan peran halaqoh. Tetap halaqoh tatap muka itu kapanpun tidak bisa tergantikan. E-learning ini hanya sebagai komplemnter dari situasi dimana misalnya tidak semua murobbi/mutarobbi menguasai materi2 yang telah ditetapkan dlam manhaj atau menyempurnakan pembelajaran dari raunagn 2 x3 dan hanya 2 / 3 jam per lliqo menjadi anywhere and anytime.

Terus terang, saya sendiri baru menyadari ternyata halaqoh2 dengan ilmu panahnya itu lebih banyak mempelajari soal aqidah dan fiqhud dakwah. Soal-soal lain seperti fiqh, ushul fiqh, hadits, ulumul quran, tafsir, bhs arab nyaris tak dipelajari. Mknya byk yg mengeluh, kok halaqoh ngomonginnya partai melulu, pantas sj didebat sedikit saja sama salafi kader kebingungan.

Idealnya kader bisa mandiri tidak tergantung halaqoh yang kemampuan MRnya brgkli pas2an, misalnya dengan cara kuliah syariah, tapi ya itu terlalu byk alasan yang akhirnya gk kesamapian kuliah syariah. Sebab itulah dalam milis ini ide ini saya sampaikan, tentu konsepnya brkli tidak sesaklek apa yang sy ditulis diatas, karena itu saya hanya ingin temen2 melihat esensi dan ide dasarnya.

Akhirnya, kebijakan umum ada di struktur, insya Allah kalau tanzhim serius membenahi kualias kader dengan memperbaiki penerapan manhaj solusi selalu ada, masa untuk ajang pemilu struktur habis2an tapi soal tarbiyah hmmm ya tau sendrilah :)

mohon tanggapan ikhwah sekalian.. demi kemajuan PKS, Partai Ku Sayang

wallhu a'lam