Monday, June 8, 2020

Apa yang kita Cari: Upah atau Kecukupan, Hikmah Dari Halimah Ibu Susu Nabi saw


Mungkin kita sudah paham dengan kisah ini. Sejak di TPQ dulu sering dengar kisah ini penuturan dari ustadz/ah kita.Tapi kisah luar biasa ini sangat inspiratif & penuh hikmah.Awalnya Halimah As Sadiyah mencari bayi kota dari keluarga kaya demi upah yang besar. Sangat wajar, siapa pun pasti ingin bekerja dengan upah yang besar.
Setelah keliling kota Mekah,tak ada bayi yang dia dapat. Yang ada hanya bayi anak yatim. Siapa pula yang mau menerima anak yatim. Jelas beda dukungan (baca; upah) dari keluarga bayi yatim dibandingkan bayi lainnya yg masih ditopang ayahnya.
Kawan-kawan Halimah tak mau menerima bayi yatim itu.Menyisakan Halimah yang tak kunjung dapat 'costumer.'
Lalu, ia & suaminya bersepakat mengubah niatnya.Memperbarui niat: terima bayi yatim dengan harapan peroleh keberkahan. Bukan lagi orientasi upah..
Kita coba urai dg pola BEFORE dan AFTER, agar mudah lebih dicerna.

Apa saja kebutuhan Halimah sebelum (before) menyusui bayi mulia (Nabi Muhammad saw):
1. Selama perjalanan dari desa ke Mekkah,keledai tunggangannya terlalu lemah.
2. Selama perjalanan itu bayinya rewel, salah satunya krn ASI-nya tidak lancar.
3. Halimah dan suaminya sulit tidur karena anaknya rewel terus.
4. Untanya terlalu kurus dan tidak keluar susunya.
5. Sebelum berangkat ternak domba milik halimah kurus-kurus dan tidak cukup diperah susunya.
6. Kondisi ekonomi Halimah sangat kurang, salah satunya karena hasil ternaknya tidak bagus.

Bagaimana dengan setelah (AFTER) menyusui bayi mulia itu:
1. Keledainya jadi kuat, bahkan mampu menyalip laju keledai kawan-kawannya selama perjalanan pulang dari Mekkah menuju kampungnya. Teman-temannya berteriak,"Wahai Halimah, tunggulah kam! Bukankah itu keledaimu yang kemarin?" 

2. ASI Halimah mengucur deras, bayi Muhammad lahap minum ASI itu. Bayi Haimah juga lahap minum hingga kenyang. 

3. Halimah dan suaminya tertidur pulas karena kedua bayi itu lelap karena kenyang.

4. Unta Halimah kemudian bisa diperah dan diminum. Ia dan suaminya pun kenyang dengan susu itu.

5. Domba-domba Halimah bertambah gemuk. Bahkan tetangganya iri karena domba mereka tidak segemuk miliknya. Mereka berkata kepada bocah penggembala-penggembala, "Lepaslah ternak kalian. Jangan sampai kalah dengan domba milik Halimah." 

6. Ekonomi keluarga Halimah membaik, salah satunya karena hasil ternak yang makin bagus.

Malam pertama menyusui bayi mulia itu sangat mengesankan bagi Halimah dan suaminya. Ia berkata, kepada suaminya, "Ini adalah malam paling indah dalam hidup kita."

Lantas suami Halimah berkata, "Demi Allah, tahukah engkau Halimah, engkau telah menerima satu jiwa yang penuh berkah." 
Halimah menyahut, "Demi Allah, aku pun berharap demikian."

No comments: